Konseling dengan Psikolog? Siapa Takut!
Kalian pernah merasa bad mood? Lelah dengan tugas atau pekerjaan yang terus datang? Atau takut terhadap realita yang tidak sesuai dengan ekspektasi? Hal-hal yang terlihat sederhana tersebut ternyata berupa stres, loh!
Kita sebagai manusia tidak akan pernah lepas dari stres, mulai dari stres ringan hingga stres berat. Meskipun demikian, kita dapat tetap baik-baik saja jika kita mampu mengelola stres tersebut dengan baik.
Baca Juga: Belajar Mengelola Stres untuk Hidup Lebih Bahagia
Bagaimana jika kita sudah tidak mampu mengelola atau menghadapi stres tersebut? Jawabannya adalah kita bisa berbicara atau konseling dengan ahlinya, seperti psikolog.
Konseling dengan psikolog dapat membantu kita untuk lebih mengenal diri sendiri, menghadapi stres, dan menjaga kondisi mental tetap sehat. Akan tetapi, masyarakat di Indonesia masih enggan, bahkan takut untuk konseling dengan psikolog. Mengapa, ya, masyarakat Indonesia masih enggan atau takut untuk konseling dengan psikolog?
Sebelum membahas penyebab masyarakat Indonesia masih enggan untuk konseling dengan psikolog, ada baiknya kita tonton video ini dulu, yuk! Agar lebih paham tentang kesehatan mental di Indonesia.
Penyebab Masyarakat Indonesia Enggan untuk Konseling dengan Psikolog
Alasan masyarakat Indonesia masih enggan untuk konseling dengan psikolog adalah karena merasa malu untuk datang ke layanan kesehatan mental. Terlebih adanya stigma masyarakat yang buruk terkait seseorang yang datang ke layanan kesehatan mental, seperti disangka mempunyai gangguan jiwa atau ‘orang gila’.
Masyarakat juga masih menganggap bahwa masalah kesehatan mental disebabkan oleh ‘kurang dekat dengan Tuhan’ atau ‘kurang iman’. Selain itu, masalah kesehatan mental juga masih dianggap sebagai suatu kelemahan atau hal yang buruk. Bahkan, dianggap tidak penting atau diremehkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Alasan-alasan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih belum paham tentang kesehatan mental dan belum sadar pentingnya kesehatan mental. Masyarakat Indonesia masih menganggap bahwa masalah kesehatan mental sama dengan gangguan mental.
Padahal, masalah kesehatan mental berbeda dengan gangguan mental dan masalah kesehatan mental biasanya berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari kita, seperti merasa khawatir terhadap masa depan, takut menghadapi kegagalan, Quarter Life Crisis, dan sebagainya.
Parahnya, beberapa orang menjadikan masalah kesehatan mental menjadi suatu tren, seperti melakukan self-diagnosed kemudian memberitahukan kepada semua orang bahwa, “Aku depresi!”. Padahal, diagnosa tersebut bukan merupakan diagnosis dari tenaga ahli atau profesional dan hal ini bisa menimbulkan kesalahan persepsi terkait masalah kesehatan mental.
Selain itu, tak jarang ketika kita speak up tentang masalah kesehatan mental kita, orang lain yang mendengarkan malah mengadu nasibnya dengan kita, “Kamu masih mending, aku malah…” Padahal, kita-lah yang butuh didengarkan, bukan mereka. Hal ini juga dapat menyebabkan seseorang enggan untuk membicarakan kondisi mental mereka.
Berbagai kondisi dan pandangan masyarakat terhadap masalah kesehatan mental tersebut menyebabkan seseorang enggan atau takut untuk datang ke layanan kesehatan mental.
“Aku takut dibilang lemah karena merasa stres.”
“Aku takut disangka orang gila.”
.. dan sebagainya.
Hal ini tidak hanya menyebabkan seseorang enggan untuk datang ke layanan kesehatan mental, tetapi juga tidak ingin mengakui ketika ia merasa tidak baik-baik saja. Kondisi ini bisa menyebabkan kondisi mental semakin buruk atau tidak sehat, bahkan menimbulkan masalah-masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, mengetahui dan mengakui kondisi kesehatan mental kita penting.
Baca Juga: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental
Guna meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang kesehatan mental, Satu Persen mengadakan program #MentalHealthRangerSatuPersen sejak akhir tahun 2020. Apa itu Mental Health Ranger? Mental Health Ranger (MHR) adalah program volunteer Satu Persen dengan misi mengampanyekan isu penanganan kesehatan mental di Indonesia melalui social media campaign. Program ini diharapkan dapat mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya kesehatan mental. Kalau kamu mau ikut program ini, cek media sosial Satu Persen (instagram @satupersenofficial) atau di website Satu Persen (satupersen.net), ya!
Manfaat Konseling dengan Psikolog
“Jika masyarakat masih belum paham tentang pentingnya kesehatan mental, maka masalah kesehatan mental-ku ini harus diceritakan dengan siapa?”
Jika kamu merasa masalah kesehatan mental-mu sudah mengganggu kamu dalam melakukan kegiatan sehari-hari, merasa hampa, putus asa, cemas berlebihan, bahkan menyebabkan kamu melakukan hal-hal yang negatif, seperti merokok, minum minuman beralkohol, menggunakan obat-obatan terlarang, atau makan berlebihan, maka kamu perlu mendiskusikan masalah kesehatan mental-mu dengan psikolog sebelum terlambat.
Walaupun layanan kesehatan mental di Indonesia masih minim dan belum tersebar secara merata, konseling dengan psikolog merupakan salah satu jalan yang tepat ketika kamu merasa kesehatan mental-mu sedang tidak baik-baik saja.
Melalui konseling, kita dapat menceritakan perasaan dan emosi kita, serta hal-hal yang mengganggu kita kepada psikolog. Psikolog akan dengan sabar dan cermat mendengarkan masalah kita, tanpa menghakimi kita. Selain itu, mengeluarkan unek-unek kita dapat memberikan rasa lega, seperti beban yang menumpuk di dalam hati kita hilang begitu saja.
Kemudian, psikolog dapat memberikan suatu sudut pandang yang baru terkait masalah yang kita miliki serta mencari tahu lebih dalam tentang masalah ini bersama-sama. Setelah mengetahui sumber dari masalah kita, psikolog dapat menawarkan berbagai solusi untuk masalah tersebut. Terlebih pikiran kita sudah lebih jernih karena sudah mengungkapkan hal yang mengganggu kita.
Tidak hanya itu, konseling dengan psikolog dapat meningkatkan kualitas hidup kita, seperti melakukan suatu pekerjaan dengan produktif, dapat beristirahat dengan baik, lebih fokus, dan kesehatan fisik terjaga. Dengan meningkatnya kualitas hidup kita, kita mampu menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih baik.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa manfaat dari konseling tersebut dapat terwujud jika kita mau bersifat terbuka dengan psikolog dan mengikuti solusi yang diberikan oleh psikolog. Tidak perlu terburu-buru atau terpaksa, tetapi nikmatilah setiap prosesnya. Aku dan Satu Persen yakin kita bisa berkembang, setidaknya 1% setiap harinya.
Jika kamu sedang mencari atau ingin mengikuti layanan konseling dengan psikolog, kamu bisa datang ke website Satu Persen. Namun, jika kamu masih tidak yakin dengan kondisi kesehatan mental-mu, kamu bisa coba ikut tes online gratis di Satu Persen.
Aku harap para pembaca bisa semakin sadar tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dan tidak perlu takut untuk membicarakan masalah kesehatan mental dengan psikolog setelah membaca tulisanku :)
Untuk tahu dan memahami lebih dalam tentang kesehatan mental, dapat mengikuti konten-konten sosial media Satu Persen atau mengikuti layanan-layanan kesehatan mental yang disediakan oleh Satu Persen, seperti webinar, kelas online, tes online, mentoring, dan konseling.
Sumber:
Rinanda, Hilda Meilisa. 2018. Dear Remaja, Jika Depresi Jangan Takut Konsultasi ke Psikolog. detikHealth. Retrieved from https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4258700/dear-remaja-jika-depresi-jangan-takut-konsultasi-ke-psikolog
Ayu, Diah. 2020. Bukan Sekadar Curhat, Ini Manfaat Layanan Konseling bagi Kesehatan Jiwa. helloSehat. Retrieved from https://hellosehat.com/mental/stres/manfaat-layanan-konseling/
Nareza, Meva. 2020. Memanfaatkan Konsultasi Psikologi untuk Meningkatkan Kesehatan Mental. Alodokter. Retrieved from https://www.alodokter.com/memanfaatkan-konsultasi-psikologi-untuk-meningkatkan-kesehatan-mental